LUGAS | TALIABU — Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pulau Taliabu di Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, menunjukkan progres signifikan. Hingga akhir Oktober 2025, pembangunan gedung rumah sakit yang berlokasi di kawasan Alun-Alun Bobong itu telah mencapai sekitar 25 persen, dan kini bersiap memasuki tahap pengecoran lantai tiga.
Manajer Kerja Sama Operasi (KSO) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk–PT Griksa Cipta Mandiri (WIKA–Griksa), Andhika A. Pradana, mengatakan bahwa seluruh proses pembangunan dilakukan sesuai ketentuan teknis dan pengawasan ketat.
“Progres pembangunan sudah mencapai 25 persen. Saat ini kami sedang mempersiapkan pengecoran lantai tiga. Mohon doa agar pelaksanaan proyek RSUD Bobong ini dapat berjalan lancar dan segera memberikan manfaat bagi masyarakat Pulau Taliabu dan sekitarnya,” ujar Andhika, Sabtu (25/10/2025).
Proyek RSUD Bobong merupakan bagian dari program prioritas Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu untuk meningkatkan layanan kesehatan di wilayah kepulauan yang selama ini bergantung pada fasilitas medis di Ternate dan Luwuk, Sulawesi Tengah. Dengan kapasitas sekitar 100 tempat tidur dan fasilitas ruang gawat darurat, bedah, rawat inap, serta laboratorium, rumah sakit ini diharapkan menjadi pusat rujukan medis utama di wilayah tersebut.
Dalam pelaksanaan proyek, WIKA tidak bekerja sendiri. Perusahaan pelat merah itu disandingkan dengan PT Ciria Jasa Cipta Mandiri (CCM) sebagai konsultan manajemen konstruksi dari Kemenkes.
“Dalam pelaksanaan di lapangan, baik fisik maupun administrasi, kami dibantu oleh CCM. Mereka memastikan seluruh prosedur, Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan pencapaian progres sesuai dengan perencanaan awal,” kata Andhika.
Ia menambahkan, seluruh pekerjaan akan diaudit untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas. “Itu dilakukan agar pelaksanaan proyek tetap berada di jalur dan sesuai dengan gambar perencanaan awal. WIKA juga terus berinovasi dalam transformasi bisnis agar proyek berjalan efektif dan efisien dengan mutu terbaik,” ujarnya.
Senada dengan itu, Edhi Nurbiantoro, Team Leader dari PT CCM, menyatakan pihaknya bertugas memastikan seluruh bahan bangunan yang digunakan memenuhi standar mutu sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak kerja.
“Kami selalu melakukan pengawasan ketat, mulai dari pemilihan bahan bangunan hingga proses pelaksanaan di lapangan. Semua material harus melalui pemeriksaan dan sesuai RAB yang telah disepakati dengan kontraktor,” kata Edhi.
Proyek pembangunan RSUD Bobong dijadwalkan rampung pada pertengahan tahun 2026, dengan nilai kontrak diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kehadiran RSUD ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh pasien yang selama ini harus dirujuk keluar pulau, sekaligus memperkuat layanan kesehatan di daerah kepulauan yang masih terbatas tenaga medis dan fasilitas kesehatan dasar.
Laporan: Sumpono | Editor: Mahar Prastowo
Tidak ada komentar