Suasana di salah satu Masjid yang membutuhkan air untuk memandikan jenazah

LUGAS |Kota Langsa — Situasi pasca banjir besar yang melanda Kota Langsa dan sekitarnya pada penghujung November hingga 1 Desember 2025 masih berada pada tingkat darurat kemanusiaan. Hujan deras dan angin kencang yang terjadi selama dua hari berturut-turut membuat sejumlah kawasan terendam, akses terputus, dan layanan publik lumpuh, sementara ribuan warga membutuhkan bantuan cepat.

Dari laporan masyarakat yang diterima redaksi secara beruntun, terpantau bahwa arus komunikasi, logistik, dan transportasi darat masih terganggu. Hal ini membuat upaya penanganan bencana membutuhkan dukungan lebih besar dari unsur SAR, TNI, Polri, BPBD, dan relawan teknis.

SAR Diminta Turun Lebih Dalam: Evakuasi Lansia, Anak-Anak, dan Ibu Melahirkan Mendesak Dilakukan

Warga melaporkan bahwa sejumlah desa di Langsa Timur dan wilayah lain yang terdampak cukup parah masih membutuhkan evakuasi kelompok rentan:

* Lansia

* Anak-anak

* Ibu melahirkan atau pasca melahirkan

* Warga yang sakit dan tidak bisa berjalan

Terganggunya jalur darat di beberapa titik membuat evakuasi memerlukan dukungan armada khusus, bahkan akses jalur udara menjadi opsi yang mulai dipertimbangkan.

Komunikasi Terbatas, Koordinasi Tersendat

Salah satu tantangan utama tim SAR dan BPBD dalam penanganan banjir kali ini adalah keterbatasan komunikasi.

* Sinyal internet baru aktif sebagian

* Banyak titik blank spot

* Koordinasi antarposko menjadi lambat

Kendala ini membuat laporan masyarakat terhambat dan respons lapangan tidak bisa bergerak maksimal.

Air Bersih Krisis, Listrik Padam Bergantian

Ketiadaan air bersih menjadi salah satu hambatan utama proses pemulihan pasca banjir.

* PDAM Langsa Timur belum mengalir

* Warga kesulitan membersihkan rumah dan tempat ibadah

* Proses pemulasaran jenazah pun terhambat

“Bagaimana kami memandikan jenazah kalau air tidak ada dan listrik mati?” keluh warga dalam salah satu laporan.

Pemadaman listrik yang terjadi berulang juga membuat pompa air dan fasilitas vital tidak bisa beroperasi. Situasi ini memperberat tugas SAR dalam melakukan pengecekan rumah ke rumah dan memetakan titik dampak.

Rumah Sakit Kekurangan Oksigen, Kondisi Medis Darurat

RSUCM Langsa melaporkan bahwa mereka kehabisan oksigen, sementara jumlah pasien sesak napas meningkat pasca banjir.

“Kami sudah mencoba berbagai cara, tapi belum ada suplai yang dapat masuk,” tulis tenaga medis rumah sakit.

Dalam konteks SAR, situasi ini termasuk kode merah yang memerlukan dukungan logistik medis cepat melalui:

* Mobilisasi oksigen dari kota terdekat

* Koordinasi dengan BNPB dan Basarnas

* Pengamanan jalur distribusi logistik

Harga Sembako Melonjak, Minimarket Tutup, Warga Kesulitan Logistik

Harga bahan pokok dilaporkan naik signifikan:

* Telur: Rp110.000

* Cabai: Rp250.000

* Makanan siap saji naik 30–40%

* Minyak goreng langka

Sebagian minimarket dan toko memilih tutup karena khawatir terjadi penjarahan. Warga meminta aparat bersama SAR membantu membuka jalur aman bagi distribusi logistik.

Warga juga berharap tim SAR berkoordinasi dengan BPBD untuk memastikan:

* Penyaluran bantuan langsung ke rumah

* Bukan hanya ke dapur umum, karena sebagian warga sudah kembali untuk membersihkan rumah

Drainase Tersumbat, Ancaman Banjir Susulan

Beberapa warga mengingatkan potensi banjir ulang karena banyak parit tertutup lumpur.

Sedikit hujan saja bisa banjir lagi. Parit penuh lumpur. Mohon tim turun membantu pembersihan."

Kondisi ini menjadi perhatian SAR karena dapat mempengaruhi stabilitas area evakuasi dan posko.

Minimnya Kehadiran Pejabat Publik Disorot Warga

Beberapa warga menyampaikan kritik karena menurut mereka tidak terlihat dukungan langsung dari pejabat daerah hingga pusat.

Di saat aman semua bisa tampil. Saat banjir seperti ini, tidak ada yang hadir membantu masyarakat."

Isu ini memengaruhi moral warga dan dapat menghambat koordinasi bantuan jika tidak ada pejabat yang menetapkan komando jelas di lapangan.

SAR Diharapkan Perkuat Tiga Langkah Utama

Dari laporan masyarakat, kebutuhan mendesak yang menjadi ruang kerja SAR saat ini meliputi:

1. Evakuasi Kelompok Rentan

Meliputi lansia, bayi, ibu melahirkan, dan warga sakit yang harus dipindahkan ke lokasi aman.

2. Distribusi Logistik Berbasis Penjangkauan

Menghindari kerumunan dan potensi gesekan akibat antrean bantuan.

3. Stabilitas Komunikasi dan Koordinasi

Mendorong pembukaan akses komunikasi di titik terisolasi untuk mempercepat pelaporan.

Penutup: Warga Butuh Kecepatan dan Ketepatan Operasi SAR

Meski sebagian wilayah mulai pulih, kondisi di Kota Langsa secara keseluruhan masih membutuhkan dukungan serius dari unsur SAR nasional.

Dengan masih adanya:

* Krisis oksigen di rumah sakit

* Listrik dan PDAM yang belum pulih

* Logistik yang langka

* Evakuasi kelompok rentan yang belum selesai

* Harga sembako yang melonjak

* Drainase yang belum dibersihkan

Maka operasi SAR di Langsa harus terus diperkuat, tidak hanya dalam bentuk evakuasi, tetapi juga dukungan logistik, koordinasi lintas instansi, dan penanganan darurat kesehatan.

Sampai berita ini diturunkan, media belum dapat informasi resmi dari pemerintah terkait kondisi terkini Kota Langsa. 

Di tengah segala keterbatasan, masyarakat Langsa tetap menunjukkan ketangguhan. Namun untuk pemulihan yang lebih cepat dan aman, kehadiran SAR menjadi kunci utama bagi keselamatan warga di hari-hari kritis ini.