LUGAS | Padang Pariaman — Udara lembab, tanah basah, dan tatapan mata pengungsi yang memendam lelah menjadi saksi kedatangan Presiden Prabowo Subianto di lokasi terdampak bencana galodo dan banjir di Bumi Kasai Permai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Dalam kunjungan itu, Presiden turut didampingi oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI yang juga Ketua Umum DPP IKM, Andre Rosiade.
Kehadiran Andre Rosiade bukan sekadar mendampingi kepala negara, tetapi membawa harapan bagi masyarakat yang tengah berjuang bangkit dari bencana. Andre turut hadir bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi, Wagub Sumbar Vasko Ruseimy, serta jajaran BNPB, BPBD, BASARNAS, dan ratusan relawan yang bekerja tanpa henti membantu warga.
Presiden Prabowo menyempatkan diri meninjau tenda-tenda pengungsian dan berbincang dengan para korban, memastikan kebutuhan dasar mereka tidak terabaikan. Dengan langkah perlahan namun penuh ketegasan, Presiden meninjau Dapur Umum Bekangdam XX/TIB yang berada tak jauh dari lokasi pengungsian. Kepulan asap dapur, aroma masakan sederhana, dan antrean panjang warga menjadi potret nyata perjuangan menjaga kebutuhan pangan para penyintas.
Sebelum tiba di Sumatera Barat, Presiden Prabowo telah lebih dahulu mengunjungi korban bencana di Sumatera Utara dan Aceh. Setelah itu, pesawat kepresidenan membawa rombongan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, sebagai bentuk percepatan respons negara terhadap derita rakyat di Ranah Minang.
Diketahui bahwa beberapa hari sebelumnya, sesaat setelah bencana terjadi, Andre Rosiade bersama jajaran Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang telah mengeluarkan instruksi agar seluruh perantau Minang — baik di dalam maupun luar negeri — segera menggalang donasi. Seruan itu menjadi pemantik gelombang kepedulian, mengalirkan bantuan berupa logistik, obat-obatan, serta dukungan moral bagi para korban.
Langkah ini bukan hanya aksi tanggap darurat, tetapi wujud nyata bahwa persaudaraan Minang tak mengenal jarak, tak dipisahkan oleh laut, waktu, maupun keadaan. Semua bergerak, semua tergerak oleh satu rasa — peduli. (Rizal Malin Kayo/Pers)
Tidak ada komentar