LUGAS | Jakarta - Penculik bayi Suci Sobari (4 bulan), akhirnya tertangkap. Adalah Uripah alias Dessy (33 tahun), sengaja memakai jilbab saat beraksi. Dessy menculik bayi itu pada Selasa, 23 Februari 2016 di Atrium Senen, Jakarta Pusat. Setelah sebelumnya memperdayai sang ibu dengan berlagak hendak memberi pekerjaan, lalu menyuruhnya mengambil uang ke ATM.
Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Suparmo, mengatakan, sehari-hari Dessy tak memakai Jilbab. Tapi saat menculik dia memilih memakai jilbab agar wajahnya tak jelas saat terekam Kamera CCTV Mall Atrium Senen.
Suparmo menjelaskan, kasus itu bukan terbongkar dari penelusuran rekaman CCTV. Tapi terbongkar setelah polisi menelusurinya dari jalur perbankan. Dari situlah diketahui bahwa penculiknya Dessy. Sebab ternyata Dessy memakai kartu ATM milik suaminya untuk mengecoh ibu korban. Dari situlah polisi satu per satu menciduk para pelaku.
Terakhir polisi dan Ibu bayi itu, yakni Dian Ekawati menyambangi rumah pembeli bayi di sebuah Rusunawa di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Senin (1/3/2016) pagi.
Saat ditemukan, bayi sedang berada di rumah Mini (pembeli bayi). Bayi Suci Sobari sedang tidur dan ada Mini serta 2 cucunya di rumah itu. Bahkan ketika dibuat nangis pun tak bisa.
Setelah dibawa ke Bidang Kedokteran dan Kesehatan Forensik Polda Metro Jaya, bayi Suci baru berangsur pulih.
Bayi korban penculikan yang dilakukan sindikat ini dijual seharga Rp2,5 juta ke Mini alias Mimin (56 tahun). Adapun tiga pelaku lain diketahui bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Ketiga PRT yang menjadi bagian sindikat penculikan bayi ialah Uripah alias Desy (33 tahun), Sri Mulyaningsih (39 tahun) dan Kokom (43 tahun). Polda Metro Jaya menangkap empat pelaku penculikan di beberapa lokasi seperti Bekasi dan Pulogadung, Jakarta Timur.
"Bayi korban penculikan dijual ke Mini seharga Rp2,5 juta. Dari hasil penjualan itu Desy mendapatkan bagian paling besar Rp2,2 juta. Sisanya dibagi kepada Kokom dan Sri," jelas Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Selasa (1/3/2016).
[L]
Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Suparmo, mengatakan, sehari-hari Dessy tak memakai Jilbab. Tapi saat menculik dia memilih memakai jilbab agar wajahnya tak jelas saat terekam Kamera CCTV Mall Atrium Senen.
Suparmo menjelaskan, kasus itu bukan terbongkar dari penelusuran rekaman CCTV. Tapi terbongkar setelah polisi menelusurinya dari jalur perbankan. Dari situlah diketahui bahwa penculiknya Dessy. Sebab ternyata Dessy memakai kartu ATM milik suaminya untuk mengecoh ibu korban. Dari situlah polisi satu per satu menciduk para pelaku.
Terakhir polisi dan Ibu bayi itu, yakni Dian Ekawati menyambangi rumah pembeli bayi di sebuah Rusunawa di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Senin (1/3/2016) pagi.
Saat ditemukan, bayi sedang berada di rumah Mini (pembeli bayi). Bayi Suci Sobari sedang tidur dan ada Mini serta 2 cucunya di rumah itu. Bahkan ketika dibuat nangis pun tak bisa.
Setelah dibawa ke Bidang Kedokteran dan Kesehatan Forensik Polda Metro Jaya, bayi Suci baru berangsur pulih.
Bayi korban penculikan yang dilakukan sindikat ini dijual seharga Rp2,5 juta ke Mini alias Mimin (56 tahun). Adapun tiga pelaku lain diketahui bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Ketiga PRT yang menjadi bagian sindikat penculikan bayi ialah Uripah alias Desy (33 tahun), Sri Mulyaningsih (39 tahun) dan Kokom (43 tahun). Polda Metro Jaya menangkap empat pelaku penculikan di beberapa lokasi seperti Bekasi dan Pulogadung, Jakarta Timur.
"Bayi korban penculikan dijual ke Mini seharga Rp2,5 juta. Dari hasil penjualan itu Desy mendapatkan bagian paling besar Rp2,2 juta. Sisanya dibagi kepada Kokom dan Sri," jelas Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Selasa (1/3/2016).
[L]
