LUGAS | Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali menyenggol Sammy, panggilan politisi muda PSI Tsamara Amany, dalam twitline berbentuk rangkaian puisi. Berikut Puisi Fahri Hamzah untuk Tsamara Amany.
Puisi Untuk Tsamara:
Caci Maki Membuatmu Waspada, Puja Puji Membuatmu Lupa Diri
Dinda,
Kau telah terpukau oleh wajah anggun kezaliman…
waspadalah..
nyalakanlah nurani pagi mu…
Jangan biarkan kabut mengepungnya…
Teruslah berjuang, belalah nilai, jangan orang atau lembaga, semua diliput kepalsuan.. Gincu mereka akan pudar… kepalsuan akan tersingkap!
Aku adalah pagi,
Yang segar, merasuk dalam jiwamu,
Perlahan, merasuk dalam pikiranmu pelan, aku adalah udara pepohonan…
Dan aku adalah angin,
Aku adalah musim, dan aku adalah bara api yang membakar telunjuk jarimu yang lentik…
Dan kalau kalian akui,
Aku adalah bencana yang datang merusak sakit jiwa kalian yang menahun dan bertahan… berulang…
Betah betul kalian melihat kezaliman, tahan sekali kalian melihat penjajahan., penipuan dan manipulasi…
Aku telah buktikan waktuku untuk melawan kezaliman… ketidakadilan dan tirani dalam bentuk wajah apapun…
Karena aku dibenci bukan karena aku korupsi, tapi karena aku tidak sudi melihat Pesta puja puji… memuakkan!
Mereka mencuri waktu bangsaku untuk pesta kawan sendiri… melindungi yang mencuri dan menghukum para kurcaci…
Aku adalah suara yang menyelinap dan perlahan mengisi jiwamu yang sudah mati suri… atau yang sudah frustrasi…
Agar kau kembali,
Agar kau mencintai kebenaran melebihi dirimu sendiri…
Agar kau bersiap dengan segala caci maki…
Dinda,
Suatu hari kita akan terbiasa dengan hinaan dan caci maki ..
Suatu hari kau akan mulai takut dengan puja puji…
Itulah waktumu..
Caci maki membuatmu waspada dan selalu terkendali… tapi puja puji membuatmu lupa diri dan takut mati…
Waspadalah Dinda,
Di zaman ketika yang murni hampir tak ada lagi…
By: Fahri Hamzah
Cibubur, 10 September 2017
Dalam Puisinya Fahri Hamzah memang tidak menyebutkan nama Tsamara Amany, akan tetapi Fahri Hamzah Membalas Twit Tsamara Amany di Twitter, yang menunjukkan puisi itu ditujukan ke Tsamara.
Puisi Untuk Tsamara:
Caci Maki Membuatmu Waspada, Puja Puji Membuatmu Lupa Diri
Dinda,
Kau telah terpukau oleh wajah anggun kezaliman…
waspadalah..
nyalakanlah nurani pagi mu…
Jangan biarkan kabut mengepungnya…
Teruslah berjuang, belalah nilai, jangan orang atau lembaga, semua diliput kepalsuan.. Gincu mereka akan pudar… kepalsuan akan tersingkap!
Aku adalah pagi,
Yang segar, merasuk dalam jiwamu,
Perlahan, merasuk dalam pikiranmu pelan, aku adalah udara pepohonan…
Dan aku adalah angin,
Aku adalah musim, dan aku adalah bara api yang membakar telunjuk jarimu yang lentik…
Dan kalau kalian akui,
Aku adalah bencana yang datang merusak sakit jiwa kalian yang menahun dan bertahan… berulang…
Betah betul kalian melihat kezaliman, tahan sekali kalian melihat penjajahan., penipuan dan manipulasi…
Aku telah buktikan waktuku untuk melawan kezaliman… ketidakadilan dan tirani dalam bentuk wajah apapun…
Karena aku dibenci bukan karena aku korupsi, tapi karena aku tidak sudi melihat Pesta puja puji… memuakkan!
Mereka mencuri waktu bangsaku untuk pesta kawan sendiri… melindungi yang mencuri dan menghukum para kurcaci…
Aku adalah suara yang menyelinap dan perlahan mengisi jiwamu yang sudah mati suri… atau yang sudah frustrasi…
Agar kau kembali,
Agar kau mencintai kebenaran melebihi dirimu sendiri…
Agar kau bersiap dengan segala caci maki…
Dinda,
Suatu hari kita akan terbiasa dengan hinaan dan caci maki ..
Suatu hari kau akan mulai takut dengan puja puji…
Itulah waktumu..
Caci maki membuatmu waspada dan selalu terkendali… tapi puja puji membuatmu lupa diri dan takut mati…
Waspadalah Dinda,
Di zaman ketika yang murni hampir tak ada lagi…
By: Fahri Hamzah
Cibubur, 10 September 2017
Dalam Puisinya Fahri Hamzah memang tidak menyebutkan nama Tsamara Amany, akan tetapi Fahri Hamzah Membalas Twit Tsamara Amany di Twitter, yang menunjukkan puisi itu ditujukan ke Tsamara.
Tsamara Amany adalah politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menjadi pionir menyerukan pembubaran terhadap 6 ormas Islam.
"Hari ini saya membuat petisi untuk mendesak Presiden sebagai pemegang tertinggi kekuasaan atas eksekutif dan Polri agar membubarkan serta menindak seluruh ormas radikal yang ada di negeri ini," ujar Tsamara Amany, pada 17 Januari 2016 silam
[L]
Tidak ada komentar