Rutan Mako Brimob Rusuh, Netizen Berspekulasi

LUGAS | Depok - Polisi dan tahanan tindak pidana terorisme terlibat bentrok di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) malam. Kabar yang berhasil dihimpun, dari kedua belah pihak jatuh korban tewas maupun luka. Sejumlah netizen mengabarkan sedikitnya sepuluh anggota kepolisian tewas dan sejumlah senjata dirampas. Hal itu juga ditegaskan oleh Kantor Berita Ribath A'maq Media Center. Kepolisiankemudian merilis korban meninggal adalah 5 polisi dan 1 napi. 

Dari pantauan di lapangan pada sekira pukul 02.00 WIB, Rabu (9/5) dini hari, kondisi sudah terkendali. Tampak sekitar Mako Brimob dipasang barikade kawat berduri.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Muhammad Iqbal mengungkapkan polisi telah berhasil mengendalikan situasi di dalam Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok. 

"Situasi sudah dapat dikendaikan. Doakan kami dapat menuntaskan insiden ini," ujar Iqbal saat ditemui wartawan di depan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5/2018). 

Menurut Iqbal, saat ini beberapa personel Polri sedang melakukan tindakan berupa soft approach dan tindakan lain yang diperlukan guna mengamankan situasi. 

Kerusuhan terjadi di dalam rutan yang ada di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pada Selasa (8/5/2018) malam.

Berdasar informasi yang berhasil dihimpun, di dalam Rutan Blok A, B dan C terdapat  sebanyak 156 orang tahanan terkait tindak pidana terorisme. Mereka terdiri dari 152 tahanan pria, 3 tahanan wanita, dan 1 bayi.

Para tahanan ditempatkan di 3 blok A,B dan C dengan rincian: Blok A sebanyak 57 tahanan pria, Blok B sebanyak 48 tahanan pria, Blok C sebanyak 50 orang yang terdiri dari 46 tahanan pria, 3 tahanan wanita dan 1 (satu) bayi berusia 8 hari bernama Nayla Syahidah Az-zahra.

Ditengah situasi yang berkembang, warganet juga sempat berspekulasi dengan melontarkan isu bahwa kerusuhan dipicu cekcok setelah tahanan diprovokasi dengan pelemparan kitab suci. Namun M Iqbal menghimbau masyarakat untuk tidak percaya begitu saja dengan isu yang berkembang di media sosial.

Sebagian warganet juga mencurigai adanya kesengajaan kerusuhan ini guna meloloskan Proposal Penawaran Kerjasama Keamanan Polri dengan Kementerian Dalam Negeri Yordania.

Penawaran kerjasama itu dalam konteks mendukung peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Yordania. Tito juga mengusulkan pengamanan sektor dan pelaku usaha sebagai bagian dari bidang kerja sama kepolisian kedua negara.

Kita tunggu keterangan resmi kepolisian pada pagi hari ini, hindari menyebarkan hoax tak bertanggung jawab. [L]

Sumber: A'maaq Media Center





Tidak ada komentar