LUGAS | PULAU TALIABU
–Pemberitaan media lokal tentang penolakan masyarakat Desa Penu, Kecamatan Taliabu Timur, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, terhadap Penjabat (Pj) Kepala Desa yang baru dinilai tidak berdasar, cenderung mengada-ada dan berbalik fakta.

Hal tersebut ditegaskan oleh Syarif Soamole, warga asli Desa Penu, yang menyatakan bahwa hingga saat ini situasi masyarakat tetap aman, kondusif, dan tidak terdapat penolakan terhadap Pj Kades yang baru.

Syarif menegaskan bahwa pemberitaan yang menyebut adanya kegaduhan dan penolakan keras dari masyarakat tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan. Ia memastikan bahwa masyarakat Desa Penu menerima dan menghormati penunjukan John Bugis sebagai Pj Kepala Desa, serta tidak pernah menyatakan sikap menolak kehadiran yang bersangkutan.

“Saya orang Penu asli dan setiap hari berada di desa. Sampai saat ini masyarakat dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada penolakan terhadap Pj Kades baru seperti yang diberitakan media lokal tersebut,” ungkap Syarif kepada awak media pada Sabtu, 27/12/2025.

Lebih lanjut, Syarif menekankan bahwa secara sosial dan kultural, John Bugis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Desa Penu.Ia menjelaskan bahwa John Bugis berasal dari keluarga besar Bugis yang telah lama bermukim dan berakar di Desa Penu.

Ayah dari John Bugis, Juanda Bugis, dikenal sebagai bagian dari masyarakat Penu, sehingga secara sosiologis sangat tidak masuk akal apabila dikatakan terjadi penolakan dari warga terhadap sosok yang merupakan anak negeri sendiri.

“Pak John Bugis itu orang Penu. Keluarga besarnya juga dari Desa Penu. Ayah beliau, Juanda Bugis, adalah orang Penu. Jadi sangat tidak mungkin kalau dikatakan masyarakat menolak, karena yang ditunjuk ini adalah bagian dari masyarakat penu sendiri” katanya.

Menurut Syarif, justru narasi penolakan yang berkembang di media berpotensi menyesatkan opini publik dan memancing konflik yang sebenarnya tidak ada. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh pernyataan-pernyataan liar dari oknum tertentu yang mengatasnamakan warga, namun tidak merepresentasikan suara mayoritas masyarakat Desa Penu.

“Kami minta masyarakat jangan terpengaruh dengan isu-isu provokatif seperti ini. Kalau dibiarkan, justru akan memecah belah orang Penu, padahal selama ini kami hidup rukun dan saling menghargai,” tegasnya.

Syarif menegaskan bahwa masyarakat Desa Penu saat ini memilih untuk tetap bersatu dan fokus pada tujuan bersama, yakni menjaga stabilitas desa serta mendorong kemajuan dan pembangunan ke depan. Perbedaan pandangan, menurutnya, seharusnya disikapi secara dewasa dan diselesaikan melalui mekanisme yang bijak, bukan dengan membangun opini yang berpotensi memicu perpecahan.

“Orang Penu harus tetap bersatu. Jangan mau diadu domba. Kita punya tujuan yang lebih besar, yaitu bagaimana Desa Penu bisa maju, aman, dan sejahtera ke depan,” pintan Syarif.

Syarif juga berterima kasih kepada  Bupati Pulau Taliabu Sashabila Widya L Mus yang telah memberi amanat kepada Jhon Bugis sebagai PJ Kades Penu yang notabene adalah keturunan orang Penu sehingga bisa memahami situasi dan kondisi masyarakat desa Penu pada umumnya.

Dengan pernyataan ini, Syarif Soamole berharap seluruh pihak dapat menahan diri, mengedepankan fakta dan klarifikasi yang objektif, serta tidak menjadikan isu sensitif sebagai alat untuk memperkeruh suasana di tengah masyarakat Desa Penu.